PROFIL
INDOMARET
Indomaret
merupakan jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan
sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari 200 m2. Dikelola oleh
PT Indomarco Prismatama, gerai pertama dibuka pada November 1988 di Kalimantan.
Tahun
1997, perusahaan mengembangkan bisnis gerai waralaba pertama di Indonesia,
setelah Indomaret teruji dengan lebih dari 230 gerai. Pada Mei2003, Indomaret meraih
penghargaan “Perusahaan Waralaba 2003” dari Presiden Megawati Soekarnoputri.
Kini
Indomaret mencapai lebih dari 4000 gerai. Dari total itu 52% adalah milik
sendiri dan sisanya milik masyarakat, yang tersebar di kota-kota di Jabotabek,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Bali, Lampung, dan Medan. Di
tahun mendatang akan dibuka cabang baru: Cirebon, Palembang, dan Ujungpandang.
Indomaret
mudah ditemukan di daerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum
karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”. Lebih
dari 3.500 jenis produk makanan dan non-makanan tersedia dengan harga bersaing,
memenuhi hampir semua kebutuhan konsumen sehari-hari.
Didukung
oleh pusat distribusi, yang menggunakan teknologi mutakhir, Indomaret merupakan
salah satu aset bisnis yang sangat menjanjikan. Keberadaan Indomaret diperkuat
oleh anak perusahaan di bawah bendera grup INTRACO, yaitu Indogrosir, BSD
Plaza, dan Charmant.
LOGO
INDOMARET
Logo
Lama, yaitu dari Tahun 1992-2010
Logo Baru
• VISI INDOMARET
Visi
Indomaret sendiri adalah menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel
waralaba yang unggul dalam persaingan global. Sedangkan mottonya adalah " mudah
dan hemat" . Budaya yang diterapkan dalam tubuh perusahaan Indomaret
adalah
Dalam
bekerja kami menjunjung tinggi nilai-nilai :
a) Kejujuran, Kebenaran dan keadilan
b) Kerjasama Tim
c) Kemajuan melalui inovasi yang ekonomis
d) Kepuasan Pelanggan
Analisis
Porter
Dalam
menganalisis kondisi bisnis INdomaret, kami menggunakan analisis
lima kekuatan bersaing (five competitive forces). Analisis Porter untuk
Indomaret ini diperlukan,mengingat banyak sekali IDF (Indomaret Franchise) yang
telah bermunculan dimana-mana.
Analisis
lima kekuatan bersaing ini dapat menentukan profitabilitas dari Indomaret
yang menjadi daya tarik bagi suatu industri, yang dengan mengetahui posisi
suatu usaha berdasarkan kekuatan-kekuatan yang telah dimilikinya. Aturan
persaingan berdasarkan Porter meliputi masuknya pesaing baru, ancaman dari
produk pengganti (substitusi), kekuatan penawaran (tawar-menawar) pembeli,
kekuatan penawaran pemasok dan persaingan diantara pesaing yang ada.
Analisis
lima kekuatan bersaing pada Indomaret adalah sebagai berikut :
1.
Persaingan antar perusahaan sejenis
Persaingan
dalam industri ini masih terus berkembang sampai saat ini dan persaingan
tersebut cukup ketat. Hal ini terlihat dengan munculnya
minimarket waralaba dan non-waralaba mandiri baru yang merupakan kategori
pengecer.
Biasanya
pembeli melakukan pemilihan berdasarkan harga dan pelayanan yang diberikan.
Dalam hal persaingan, diantara ritel-ritel modern,
pesaing-pesaing langsung bagi Indomaret adalah Alfamart, Alfamidi,
Circle-K, Seven Eleven dan Lawson. Dan dari semua kompetitor dengan kategori
peritel yang sama tersebut, sangatlah memungkinkan adanya
perbedaan-perbedaan yang dapat dilihat dari kenyamanan saat
berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang beragam, kualitas produk
yang terus meningkat, dan bahkan harga produk yang menjadi lebih murah.
Jadi,dengan
adanya para pesaing-pesaing baru dari bisnis ritel yang terus bermunculan, maka
persaingan di dalam industri ini cenderung cukup tinggi.
2.
Kemungkinan masuknya pesaing baru
Dalam
bisnis ritel seperti ini, kemungkinan masuknya pesaing baru dapat dikatakan
tidak mudah, dikarenakan hambatan masuk bagi pendatang baru cukup besar
karena pesaing baru tentunya harus memiliki modal yang cukup besar
dalam berinvestasi, dan memperoleh akses untuk masuk ke dalam saluran
distribusi yang luas.
3.
Potensi Pengembangan Produk Subtitusi
Ancaman
produk subtitusi pada industri ritel, khususnya Indomaret, adalah Pasar
Tradisional. dimana para peritel tradisional ini memiliki banyak produk beragam
sebagai barang pengganti. Para peritel tradisional dapat
menjadi produk substitusi karena peritel tradisional merupakan pasar
tradisional yang menyediakan segala kebutuhan barang-barang yang dibutuhkan
konsumen seperti makanan, daging, sayuran,serta produk-produk makanan lainnya
secara lebih lebih lengkap dibandingkan dengan Indomaret. karena
sebagaimana yang kita ketahui, Indomaret hanya menjual beberapa
produk seperti, kebutuhan sembako, makanan kemasan, nonmakanan dll.
4.
Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli / Konsumen
Kekuatan
posisi tawar menawar pembeli lebih kuat dibandingkan perusahaan ritelnya.
Ini dikarenakan perusahaan menjual produk kebutuhan sehari-hari
dengan konsumennya adalah konsumen akhir.
Konsumen
yang membeli produk kebutuhan sehari-hari pada saat ini lebih peka
terhadap harga dikarenakan keadaan perekonomian negara yang masih belum
stabil. Jadi, perusahaan harus menetapkan harga yang tepat dan memberikan
pelayanan yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Kekuatan
yang dimiliki pembeli mampu memaksa harga turun, peningkatan dalam hal pelayan
dan kualitas. Dalam hal menetapkan harga, Indomaret tidak secara langsung
menentukan harga. harga sepenuhnya ditentukan oleh franchisor-nya Indomaret
dan harga yang ditawarkan merupakan harga mati yang tidak dapat ditawar
yang sifatnya tetap (fix). Dalam hal ini, kekuatan tawar menawar pembeli
ataupun konsumen bisa dikatakan sangat rendah.
5.
Kekuatan Tawar-Menawar Penjual / Pemasok
Dalam
hal ini, Indomaret memiliki posisi dalam menentukan produk apa saja
yang akan dijualnya.Hal ini dilihat dari jumlah pemasok yang banyak,
pembelian barang dengan skala yang besar, dan produk pemasok yang
berbeda-beda.
3
Generic Strategy Indomaret :
1.
Strategy Biaya Rendah ( cost leadership)
Strategi Biaya Rendah (cost leadership) menekankan pada upaya memproduksi produk standar (sama dalam segala aspek) dengan biaya per unit yang sangat rendah. Produk ini (barang maupun jasa) biasanya ditujukan kepada konsumen yang relatif mudah terpengaruh oleh pergeseran harga (price sensitive) atau menggunakan harga sebagai faktor penentu keputusan. Dari sisi perilaku pelanggan, strategi jenis ini amat sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang termasuk dalam kategori perilaku low-involvement,ketika konsumen tidak (terlalu) peduli terhadap perbedaan merek. Pada Indomaret , mereka melakukan penentuan harga berdasarkan kualitas barang tersebut.
2. Strategy
Pembedaan Produk (differentiation)
Strategi Pembedaan Produk (differentiation), mendorong
perusahaan untuk sanggup menemukan keunikan tersendiri dalam pasar yang jadi
sasarannya. Keunikan produk (barang atau jasa) yang dikedepankan ini
memungkinkan suatu perusahaan untuk menarik minat sebesar-besarnya dari
konsumen potensialnya. Cara pembedaan produk bervariasi dari pasar ke pasar,
tetapi berkaitan dengan sifat dan atribut fisik suatu produk atau pengalaman
kepuasan (secara nyata maupun psikologis) yang didapat oleh konsumen dari
produk tersebut. Berbagai kemudahan pemeliharaan, features tambahan,
fleksibilitas, kenyamanan dan berbagai hal lainnya yang sulit ditiru lawan
merupakan sedikit contoh dari diferensiasi. Strategi jenis ini biasa ditujukan
kepada para konsumen potensial yang relatif tidak mengutamakan harga dalam
pengambilan keputusannya (price insensitive).
Pada Indomaret, Strategi yang dia gunakan adalah :
a) Harga Heboh: promosi mingguan yang memberikan harga sangat
murah untuk produk-produk kebutuhan sehari-hari.
b)Super Hemat: Leaflet edisi dua mingguan yang mempromosikan
produk-produk dengan hemat sebagai panduan bagi konsumen untuk belanja hemat.
c)Promosi Bulan Ini: promosi bulanan atas produk tertentu daam
bentuk pembelian langsung atau potongan harga.
Untuk jangka panjang, Indomaret juga menerapkan berbagai program
yang berkaitan dengan loyalitas atau potongan harga.
3.
Strategy Fokus (Focus)
Strategi Strategi fokus digunakan untuk membangun keunggulan bersaing
dalam suatu segmen pasar yang lebih sempit. Strategi jenis ini ditujukan untuk
melayani kebutuhan konsumen yang jumlahnya relatif kecil dan dalam pengambilan
keputusannya untuk membeli relatif tidak dipengaruhi oleh harga. Dalam
pelaksanaannya – terutama pada perusahaan skala menengah dan besar –, strategi
fokus diintegrasikan dengan salah satu dari dua strategi generik lainnya:
strategi biaya rendah atau strategi pembedaan karakteristik produk. Strategi
ini biasa digunakan oleh pemasok “niche market” (segmen khusus/khas
dalam suatu pasar tertentu; disebut pula sebagai ceruk pasar) untuk memenuhi
kebutuhan suatu produk — barang dan jasa — khusus.
Syarat bagi penerapan strategi ini adalah adanya besaran pasar
yang cukup (market size), terdapat potensi pertumbuhan yang baik, dan
tidak terlalu diperhatikan oleh pesaing dalam rangka mencapai keberhasilannya
(pesaing tidak tertarik untuk bergerak pada ceruk tersebut). Strategi ini akan
menjadi lebih efektif jika konsumen membutuhkan suatu kekhasan tertentu yang
tidak diminati oleh perusahaan pesaing. Biasanya perusahaan yang bergerak
dengan strategi ini lebih berkonsentrasi pada suatu kelompok pasar tertentu (niche
market), wilayah geografis tertentu, atau produk — barang atau jasa —
tertentu dengan kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik, excellent
delivery.
Strategi yang dipakai oleh Indomaret
adalah fokus pada full waralaba.Hal ini terlihat dengan
banyaknya gerai indomaret yg sekarang sudah mencapai 1001 gerai yang
dikembangkan dengan pola waralaba.